obatbatuginjalalami.my.id – Autoimun merupakan salah satu penyakit kronis yang digunakan bilangan bulat penderitanya meningkat terus pada Indonesia.
Menurut data Kemenkes di area tahun 2017, jumlah agregat perkara lupus yang digunakan merupakan salah satu dari penyakit autoimun meningkat hingga hampir dua kali lipat dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Angka ini tentu cuma sangat mengkhawatirkan, mengingat penyakit autoimun yang tersebut belum sanggup disembuhkan kemudian efeknya yang digunakan menyerang ke berbagai organ.
Pengobatan melawan penyakit autoimun juga umumnya dilaksanakan menggunakan obat-obatan anti inflamasi atau kartikostreroid yang tersebut memiliki berbagai efek samping seperti naiknya berat badan, pembengkakan wajah, hingga osteoporosis.
Karena itulah, belakangan ini muncul terapi autologus dengan menggunakan sel punca atau stem cell yang digunakan terbukti secara ilmiah mampu menurunkan efek-efek peradangan pada penderita autoimun.
Hal ini diketahui dari penelitian yang dimaksud dilaksanakan oleh Stem Cell Research and Development Center Universitas Airlangga, Surabaya. Dengan diketuai oleh Dr. Purwati, dr., Sp.PD, K-PTI, FINASIM, para peneliti melakukan terapi autologus stem cell pada 20 orang pasien penderita autoimun yang digunakan berusia antara 22-70 tahun.
Para pasien ini kemudian diterapi stem cell sebanyak tiga kali selama 3-4 bulan. Selanjutnya, para pasien dianalisa kondisi kesehatannya untuk dibandingkan sebelum kemudian setelahnya terapi stem cell.
“Kami mengukur komposisi darah, analisa urin, analisa peradangan juga tes daya tahan. Hasilnya, pada hal sel darah merah jumlahnya meningkat, perbaikan jumlah total leukosit darah. Hal ini menunjukkan perbaikan daya tahan tubuh dikarenakan pada pasien autoimun pada umumnya, sel darah putih merekan lah yang digunakan tinggi sebab sel ini berfungsi melawan infeksi lalu peradangan. Begitu juga pada hal peradangan yang angkanya berkurang juga daya tahan tubuh yang tersebut juga membaik,” ujar dr. Purwati di keterangannya, Hari Sabtu (23/12/2023).
Ia menjelaskan, hal ini mampu terjadi oleh sebab itu stem cell yang tersebut diberikan pada pasien berasal dari jaringan khusus adiposa dari pada tubuh. Jaringan ini sangat mudah didapatkan, bukan membutuhkan prosedur operasi yang tersebut besar, serta mempunyai efek anti-peradangan yang mana cukup tinggi. Karenanya, jaringan ini sangat cocok digunakan untuk terapi autoimun.
“Dari seluruh pasien yang kami teliti, sanggup disimpulkan bahwa terapi stem cell dengan menggunakan jaringan adiposa ini terbukti sanggup meregulasi sistem imun, menurunkan peradangan, kemudian meningkatkan jumlah total sel darah merah. Tubuh para pasien juga tak menunjukkan penolakan melawan stem cell yang tersebut diberikan, artinya terapi ini juga sanggup beradaptasi dengan baik pada tubuh pasien,” demikian dr. Purwati.