obatbatuginjalalami.my.id – Kasus pneumonia mycoplasma yang digunakan menyebabkan heboh pada China ternyata telah ditemukan juga dalam Indonesia. Kabar baiknya, pasien sudah ada dinyatakan sembuh dan juga sehat kembali.
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi serta Imunisasi Dinas Aspek Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama membenarkan ada 3 tindakan hukum pneumonia mycoplasma pada anak pada Jakarta. Namun ia meyakinkan kondisi ketiganya telah sembuh.
Kesembuhan ini dikonfirmasi Ngabila, pasca menjalani isolasi mandiri hingga 14 hari. Apalagi ketiga anak terdiagnosis sejak November 2023 silam.
“3 Kasus pneumonia mycoplasma anak di area DKI DKI Jakarta sdh sembuh setelahnya isolasi mandiri 10 hingga 14 hari. Terdiagnosis ketiganya pada November 2023. Simptom pasien pneumonia ringan kemudian stabil sehingga diadakan isolasi mandiri pada rumah,” ujar Ngabila ketika dihubungi suara.com, Selasa (5/12/2023).
Pneumonia adalah suatu peradangan akibat bakteri atau virus pada paru yang tersebut menyebabkan adanya gangguan fungsi pada paru. Sedangkan mycoplasma merupakan bakteri yang digunakan menyerang saluran napas bawah, juga jadi pemicu umum pneumonia.
Lebih lanjut Ngabila menjelaskan jikalau mycoplasma merupakan penyulut pneumonia yang dimaksud jarang ditemukan di area Indonesia. Ini adalah lantaran sistem laboratorium PCR pada negeri belum banyak yang dimaksud mampu mendiagnosis bakteri tersebut.
“Ya (mycoplasma) jarang dikarenakan pemeriksaan PCR belum menjadi hal yang mana rutin diperiksakan dan juga dilaporkan,” papar Ngabila.
Ia melanjutkan, merebaknya fenomena wabah pneumonia misterius di tempat China menciptakan tenaga kondisi tubuh Indonesia harus wajib memeriksa persoalan hukum pneumonia dengan PCR, dan juga harus dilaporkan apabila spesifik disebabkan oleh sebab itu bakteri mycoplasma.
“Beberapa dokter khususnya dokter anak melakukan pemeriksaan PCR untuk mengetahui spesifik kuman pemicu pneumonia untuk memberikan terapi yang lebih lanjut spesifik lalu mengurangi ketahanan antibiotik akibat digunakan berlebihan,” papar Ngabila.
Sayangnya menurut Ngabila pemeriksaan PCR ini belum ditanggung oleh pemerintah, tapi harus merokok kocek milik pasien alias biaya mandiri.
Nantinya dari pemeriksaan PCR dapat dilihat pemicu sakit pneumonia yang digunakan diderita pasien. Entah disebabkan virus, bakteri atau bakteri atypical seperti mycoplasma.
“Tentunya jenis obatnya berbeda. Kalau pemicu virus dikasih antibiotik ini kan kurang tepat juga efek jangka panjangnya malah bisa jadi menyebabkan ketahanan antibiotik,” pungkas Ngabila.
Kemenkes Masih Konfirmasi 3 Kasus DKI Jakarta
Meski Dinkes DKI sudah ada ada 3 persoalan hukum pneumonia mycoplasma, namun Kepala Biro Komunikasi lalu Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi menyatakan pihaknya masih melakukan konfirmasi ulang.
“Iya masih tunggu informasi dari DKI Jakarta,” kata Siti Nadia dikonfirmasi dalam hari yang tersebut sama.
Bahkan, pihak Kemenkes juga belum mendapat detail informasi lebih banyak lanjut usia atau tempat tinggal tiga anak tersebut. Sehingga pada waktu ini masih mengantisipasi hasil penelusuran epidemiologi tiga perkara tersebut.
Ia juga menegaskan, dengan dugaan penemuan ini orangtua tidak ada perlu panik pneumonia mycoplasma terhadap anak. Menurut Nadia, yang dimaksud terbaik melakukan langkah pencegahan.
“Tidak perlu panik, tetap saja waspada tuk menjaga dari penularan pada anak-anak,” pungkas Siti Nadia.
Penemuan Pneumonia Misterius di dalam Tiongkok
Pneumonia misterius pada anak yang dimaksud marak terjadi di dalam Tiongkok Utara itu mayoritas disebabkan bakteri mycoplasma. Namun lantaran WHO memberikan sinyal undiagnosed pneumonia, maka masih ada sebagian perkara anak sakit pneumonia tapi belum diketahui penyebabnya.
“Saya komunikasikan dari pemicu persoalan hukum yang digunakan ada itu yang tersebut baru ketemu 40 hingga 60 persen, serta sebagian besar itu disebabkan sebab mycoplasma. Sisanya masih belum ketemu makanya disebut undiagnosed pneumonia,” jelas Direktur Pencegahan juga Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi pada waktu konferensi pers beberapa waktu lalu.
Penyakit ini menjadi perhatian lantaran pada awal November 2023, China melaporkan adanya peningkatan jumlah total pasien dengan infeksi saluran pernapasan.
Rumah Sakit Anak Beijing menerima hingga 9.378 pasien setiap hari juga telah lama memenuhi kapasitas penuh selama dua bulan terakhir. Dikatakan juga bahwa klinik rawat jalan, klinik anak, kemudian departemen pernapasan pada beberapa rumah sakit dalam Beijing telah dilakukan dipesan setidaknya selama tujuh hari.
Mirisnya, belakangan penyakit pneumonia misterius ini tidaklah belaka terjadi di dalam China, tapi juga di tempat Eropa khususnya di tempat Belanda.